World Vision: Pemulihan Pendidikan Penting

SETIAP kali gempa menghancurkan suatu daerah, keberlangsungan pendidikan menjadi salah satu  perhatian utama karena banyak sekolah yang roboh dan rusak berat.

Hal tersebut juga menjadi fokus utama World Vision saat melakukan tugas kemanusiaan di Sumatera Barat pasca gempa 30 September 2009.

”Sebagai lembaga kemanusiaan yang berfokus pada anak, kami memandang sektor pendidikan dalam program tanggap darurat sebagai salah satu sektor yang penting,” jelas West Sumatra Earthquicke Emergency Response Manager World Vision Indonesia  Yacobus Runtuwene, saat kunjungan ke SD 4 Muhammadiyah dan SDN 08 Pariaman, pertengahan Juni lalu.

Kedua sekolah tersebut dibangun kembali oleh World Vision untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak-anak.

Lembaga kemanusiaan yang telah 50 tahun berada di Indonesia ini juga mencetuskan program Mobil Sahabat Anak (MSA). Program ini telah berlangsung sejak masa emergency dengan wilayah operasi Kota Padang dan Kabupaten Padangpariaman. Program ini terus berlanjut hingga tahap recovery dalam bentuk perpustakaan keliling dilengkapi dengan pemutaran film anak-anak serta komik anak-anak.

”Program ini dapat memberi kontribusi positif dalam mengembalikan kembali semangat anak untuk ke sekolah dan belajar. Selain itu, kami juga berharap dapat meningkatkan pengetahuan anak melalui membaca buku dan menonton film yang ada di MSA hingga berujung pada peningkatan mutu pendidikan,” kata Ikene Sere Edwina Media Relations Officer World Vision Indonesia.

Hampir satu tahun keberadaan World Vision Indonesia di Sumatera Barat, berbagai program telah dilakukan. Diantaranya membantu pendidikan bagi anak-anak di Kota Padang dan Kota Pariaman, membangun kembali sekolah, perpustakaan dan bantuan non fisik berupa peningkatan kapasitas murid dan guru dalam proses belajar mengajar, sosialisasi hidup bersih dan sehat, serta workshop pengurangan resiko bencana bekerjasama dengan NGO lokal. (yose hendra/o)

Tinggalkan komentar